Tak hanya di komunitas balap yang wajib memakai kopling manual. Tapi konsumen pengguna motor harian di segmen remaja juga, lebih demen memakai motor yang berkopling manual. Lantaran performa mesin saat berakselerasi lebih responsif.
Fenomena itu juga dampak ATPM yang meluncurkan motor bebek jantan dengan kopling manual macam Shogun 125 SP dan Yamaha MX 135 LC. Langkah praktis, bisa merombak calter orsi yang masih pakai sentrifugal menjadi manual di bengkel las diral.
Dalam keperluan memasang perangkat kopling, yang tersedia di bengkel variasi dan speed shop. Ongkos pasang tanpa bahan cuman Rp. 80 ribu. Tapi, faktanya yang memilih cara ini banyak menemui kendala setelah pemakaian, seperti keluhan yang datang ke SMS otoklinik yang masuk ke redaksi ototrend. Apa saja problemnya ?.
PORI PADA HASIL PENGELASAN
Kadang hasil las diral masih menimbulkan pori-pori, itu efek umpan diral sekitar kurang panas. Sehingga diral tak bisa saling rapat menyambung. Saat mesin hidup dan terjadi tekanan dari dalam, oli mesin merembes keluar.
Solusinya, proses pengelasan mestinya dilakukan luar dalam. “Khusus nya bagian pinion pengungkit,” urai Samsul Akhmadi pebengkel bubut di Jl. Prapen Panjangjiwo 5, Surabaya.
OLI MESIN NAIK DARI TUAS KOLING
Bukan dari hasil las-lasan saja yang menyebabkan kebocoran oli mesin. Dari celah pinion pengungkit yang diputar lengan kopling, kadang menjadi pemicu keluarnya oli mesin, lantaran salah kontruksi.
Sebab, desain kalter kopling manual yang orsi, sil hanya dijadikan pelindung debu. Sedang oli mesin ditahan oleh bushing dudukan pinion pengungkit yang dirancang presisi.
Solusinya, saat membuat kopling manual, lengkapi dengan bushing pinion pengungkit yang presisi. Berikut dengan sil kedap penahan masuk nya air, debu dan kuat menahan tekanan oli mesin dari dalam.
SETING RUMAH PIN PENEKAN
Ini bagian paling vital. Misalkan rumah pin penekan tak center dengan bearing kopling house, saat tuas kopling dipencet kampas dan plat kopling tak mau bebas. Ini sama halnya dengan mempercepat umur pemakaian kampas kopling, sebab mudah terbakar.
Solusinya, saat memasang dan mengelas rumah pin penekan, pastikan rumah pin penekan menapak siku di dinding calter. | pid
Dalam keperluan memasang perangkat kopling, yang tersedia di bengkel variasi dan speed shop. Ongkos pasang tanpa bahan cuman Rp. 80 ribu. Tapi, faktanya yang memilih cara ini banyak menemui kendala setelah pemakaian, seperti keluhan yang datang ke SMS otoklinik yang masuk ke redaksi ototrend. Apa saja problemnya ?.
PORI PADA HASIL PENGELASAN
Kadang hasil las diral masih menimbulkan pori-pori, itu efek umpan diral sekitar kurang panas. Sehingga diral tak bisa saling rapat menyambung. Saat mesin hidup dan terjadi tekanan dari dalam, oli mesin merembes keluar.
Solusinya, proses pengelasan mestinya dilakukan luar dalam. “Khusus nya bagian pinion pengungkit,” urai Samsul Akhmadi pebengkel bubut di Jl. Prapen Panjangjiwo 5, Surabaya.
OLI MESIN NAIK DARI TUAS KOLING
Bukan dari hasil las-lasan saja yang menyebabkan kebocoran oli mesin. Dari celah pinion pengungkit yang diputar lengan kopling, kadang menjadi pemicu keluarnya oli mesin, lantaran salah kontruksi.
Sebab, desain kalter kopling manual yang orsi, sil hanya dijadikan pelindung debu. Sedang oli mesin ditahan oleh bushing dudukan pinion pengungkit yang dirancang presisi.
Solusinya, saat membuat kopling manual, lengkapi dengan bushing pinion pengungkit yang presisi. Berikut dengan sil kedap penahan masuk nya air, debu dan kuat menahan tekanan oli mesin dari dalam.
SETING RUMAH PIN PENEKAN
Ini bagian paling vital. Misalkan rumah pin penekan tak center dengan bearing kopling house, saat tuas kopling dipencet kampas dan plat kopling tak mau bebas. Ini sama halnya dengan mempercepat umur pemakaian kampas kopling, sebab mudah terbakar.
Solusinya, saat memasang dan mengelas rumah pin penekan, pastikan rumah pin penekan menapak siku di dinding calter. | pid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar