Trend superstroke banyak sekali dianut para pecinta motor ceper. Biasanya sih yang mengadopsinya adalah motor bebek meskipun tak jarang juga skutik yang memajukan mesin hingga ke floorboard. Gimana sih caranya memasang superstroke di skutik Skydrive ?. Rofik, modifikator asal Surabaya meriset buat harian dengan beban boncengan. Kali ini kreasinya diterapkan pada Skydrive.
Trik yang diaplikasi frontal, sebab mencakup susunan engine mounting dan sub frame rangka bawah bagian tengah. Di Skydrive, susunan engine mounting terdapat sub frame penguat dengan kontruksi melintang, jumlahnya 2 biji.
Proses pengerjaannya, kedua sub frame penguat itu digerinda terlebih dulu ujung kanan kirinya di empat titik. Kemudian secara bersamaan digeser maju 15 cm dan dilas ulang pada main frame rangka sebagai tumpuannya.
Teknik pengelasan yang aman, jangan sekedar nempel. Untuk subframe penguat bagian depan, usahakan bagian atas atau bawah sambungan diperkuat dengan tambahan plat strip setebal 4 mm dan kaitkan pada main frame dan subframe.
Plat strip tambahan tadi jadikan sebagai indikator kekuatan las. “Sebab, kalau sampai retak plat strip tambahan itu dulu yang kelihatan lepas dari main frame atau sub frame !” wanti Rofik.
Untuk subframe yang kedua, buatkan dudukan lebih kaku, yakni lewat mencoak main frame, sesuai dengan sub frame penguat susunan engine mounting. Coakan tadi, dimaksudkan untuk mempertahankan roda belakang tetap simetris meskipun menerima hentakan saat akselerasi atau menerima pengereman mati.
Detail ukuran menggeser susunan engine mounting 15 cm, pertimbangannya adalah space casing kipas CVT dengan main frame. Misalkan, dalam pemakaiannya dominan single, ukuran maju bisa dibuat lebih dari 15 cm.
Sebaliknya, ketika masih dipakai buat boncengan ukuran 15 cm cukup ideal, tapi bisa juga kurang. Sipnya lagi, rombakan menggeser as roda dengan konsep ini, pelek belakang dapat memakai ring 17’, hingga profil 250. “Jadi kesan racing style pasti kental didapat,” yakin Rofik. | pid
TIM KREATIF :
ROFIK - Pha Shark Modification
Jl. Tenggilis Mulya 44 Surabaya
Proses pengerjaannya, kedua sub frame penguat itu digerinda terlebih dulu ujung kanan kirinya di empat titik. Kemudian secara bersamaan digeser maju 15 cm dan dilas ulang pada main frame rangka sebagai tumpuannya.
Teknik pengelasan yang aman, jangan sekedar nempel. Untuk subframe penguat bagian depan, usahakan bagian atas atau bawah sambungan diperkuat dengan tambahan plat strip setebal 4 mm dan kaitkan pada main frame dan subframe.
Plat strip tambahan tadi jadikan sebagai indikator kekuatan las. “Sebab, kalau sampai retak plat strip tambahan itu dulu yang kelihatan lepas dari main frame atau sub frame !” wanti Rofik.
Untuk subframe yang kedua, buatkan dudukan lebih kaku, yakni lewat mencoak main frame, sesuai dengan sub frame penguat susunan engine mounting. Coakan tadi, dimaksudkan untuk mempertahankan roda belakang tetap simetris meskipun menerima hentakan saat akselerasi atau menerima pengereman mati.
Detail ukuran menggeser susunan engine mounting 15 cm, pertimbangannya adalah space casing kipas CVT dengan main frame. Misalkan, dalam pemakaiannya dominan single, ukuran maju bisa dibuat lebih dari 15 cm.
Sebaliknya, ketika masih dipakai buat boncengan ukuran 15 cm cukup ideal, tapi bisa juga kurang. Sipnya lagi, rombakan menggeser as roda dengan konsep ini, pelek belakang dapat memakai ring 17’, hingga profil 250. “Jadi kesan racing style pasti kental didapat,” yakin Rofik. | pid
TIM KREATIF :
ROFIK - Pha Shark Modification
Jl. Tenggilis Mulya 44 Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar