Cara Membangun Kolam Ikan Koi




Cara Membangun Kolam Ikan Koi - Bagi pecinta koi, kolam adalah bagian teramat penting. Bila mungkin membangun kolam dengan sistem filterisasi tercanggih. Karena sebenarnya memelihara koi adalah bermain dengan air kolam. Karenanya perlu langkah-langkah pembuatan kolam secara benar.


Faktanya, tak semua hobiis bisa membuat kolam sesuai kaidah baku. Karena pekerjaan ini memerlukan keahlian khusus. Kalau asal-asalan , kebocoran bisa menimpa setiap saat. Solusinya, ya dilakukan pembongkaran.

Berikut ini langkah-langkahnya :

1. Menentukan Lokasi Kolam

Langkah awal membuat kolam adalah menentukan lokasi. Kolam indoor atau outdoor? hal itu bakal berpengaruh terhadap sisitem filter yang dipilih. Diskusikan dulu dengan para ahli pembuat kolam. Pilih bentuk kolam sesuai selera. Bila kolam itu berada ditaman sebaiknya disesuaikan dengan gaya taman.

Secara garis besar, kolam terbagi dalam dua gaya, formal dan semiformal. Para pemain koi di indonesia, umumnya mengusung gaya formal. Cirinya, bentuk kolam persegi sehingga terkesan kaku. Sementara kolam semi formal biasanya berlekuk dan berada di taman.

Perhatikan pula kapasitas kolam.Halini erat kaitannya dengan jumlah dan ukuran ikan yang bakal anda pelihara.

2. Penggalian dan Pengecoran Kolam

Setelah menentukan lokasi dan gaya kolam, selanjutnya dilakukan penggalian. Tipe tanah berbeda, ongkos pembuatan kolam pun bisa berbeda. Apalagi untuk kawasan dekat laut dan sumber air, baru digali 1 m, air pun menyembur. Biaya pun jadi lebih mahal. Karena perlu teknik khusus guna mencegah terjadinya rembesan pada kolam kelak. Pengecoran dan pemasangan bata dilakukan pada saat kondisi air tanah kering.

3. Mengaci Kolam

Setelah pengecoran, dilanjutkan mengaci atau plesteran. Sebaiknya plesteran ditambahkan pengeras seperti merguson. Setelah itu baru diberikan efoxy untuk mencegah timbulnya alkali semen yang bisa bersifat racun bagi koi.

Beberapa hobiis malah melapisi dinding kolam dengan sejenis coating. Langkah itu dipercaya bisa menghindarkan kolam dari pelbagai masalah seperti keretakan, rembes, dan keluarnya alkali dari semen. Pilih coating yang memiliki kemampuan sebagai bemper, alkaliresistant, mampu bernapas, bisa ditumbuhi lumut dan fleksibel.

4. Menyetabilkan kolam

Sekarang kolam selesai dibangun, tapi jangan langsung diisi ikan. Pasalnya sistem kolam tersebut belum berjalan maksimal. Air kolam masih sering terlihat hijau. Selain itu disinyalir masih adanya alkali dari plesteran semen.

Supaya koi kelak dapat hidup sehat, kolam perlu dikuras selama tiga hari berturut-turut. Lebih bagus lagi, sampai satu minggu supaya kolam tersebut stabil. Setelah itu berikan garam ikan sebagai penetralisir air. Selanjutnya taburkan obat pembunuh jamur dan kutu.

Selama 1-3 minggu pertama, sebaiknya kolam diberikan probiotik. Dengan perlakuan seperti itu, kolam baru bisa diisi koi setelah 1 bulan. Ada baiknya anda memasukkan terlebih dahulu koi kategori”biasa”. bila dalam  2 minggu terlihat sehat, silahkan masukkan koi-koi pilihan.

5. Kedalaman Air Kolam

Untuk ikan koi dengan ukuran lebih dari 40 cm, memerlukan kedalaman kolam minimal 1,65m. Ikan koi kurang dari 40cm, cukup dengan kedalaman 1 m. Volume air kolam sangat mempengaruhi kesehatan koi dimana biasanya seekor koi membutuhkan 4-5 ton air.

Juga penting diperhatikan adalah daya tampung kolam. Kolam ukuran 2m x 4m paling banyak diisi 30 ekor ikan koi dengan ukuran 15-18cm. Hindari penempatan ikan koi ukuran kecil dalam jumlah sedikit pada kolam besar. Karena hal itu akan menyebabkan mereka kesulitan menemukan pakan.

6. Filterisasi dan Aerasi Kolam



Kolam harus dilengkapi saluran air kotor dan saluran air bersih. Pipa saluran air kotor tertanam di dasar kolam (bottom drain). Saluran itu untuk mengalirkan kotoran yang tenggelam, semisal kotoran ikan dan kerikilkecil. Sementara kotoran mengambang seperti lumut mati disedot oleh saluran air kotor di permukaan air ( Over Flow ).

Saluran air bersih mengalirkan air bersih hasil penyaringan sistem filterisasi. Sistem filterisasi penting, karena koi membutuhkan kadar oksigen tinggi dan mutu air yang prima. Sistem filterisasi harus dibuat seefektif mungkin untuk mencegah masuknya berbagai jenis penyakit setidaknya memiliki 3 bilik ( Chamber ). Bilik atau chamber pertama berfungsi mengendapkan kotoran padat dibagian bawah ruang penyaringan.

Prinsip itu berlaku pula dibilik kedua dan ketiga. Di kedua chamber terakhir masih dilengkapi dengan filter mat sebagai media tumbuh bakteri pengurai. Bakteri ini membantu proses penjernihan air.
Perhatikan pula aerasi (Pembentukan gelembung udara di dalam kolam). Kadar oksigen tinggi membuat ikan cepat besar. Ketersediaan oksigen melimpah akan mempercepat proses penyerapan saripati pakan dalam usus.

Di setiap kolam dipasang beberapa aerator sebagai pemasok oksigen dalam air. Selain itu, aerator juga membuat air kolam berarus sehingga koi akan sering bergerak. Koi rajin bergerak, ototnya semakin besar dan otomatis tubuhnya pun ikut melar.

Yang punya fungsi serupa aerator adalah pancuran atau air terjun karena dengan adanya itu membuat koi lebih tenang.

7. Penyinaran Kolam


Sinar matahari berperan penting dalam pencegahan penyakit dan pertumbuhan. Juga bisa membuat warna dan pola ikan tambah kinclong. Koi tidak terkena sinar matahari warnanya bisa pudar.

Dalam sehari, koi membutuhkan sinar matahari langsung minimal selama 3 jam. Apalagi untuk jenis koi hikari alias sisik mengkilap, semisal ogon dan kujaku. Bila mereka kurang sinar matahari, warna metalik sisiknya akan cepat memudar. Selain itu bisa mengundang berbagai penyakit.

Sinar matahari juga mendorong berkembangnya ganggang spirulina. Nah, kalau dimakan bisa mendongkrak warna koi. Celakanya, kalau sinar matahari terlalu banyakkolam pun ditumbuhi lumut.
Sinar matahari juga berfungsi untuk menaikkan suhu yang terlampau dingin. Tak heran kalau koi terlihat lebih sering di daerah kolam yang terkena sinar matahari. Karena sebenarnya mereka suka dengan air hangat.

Tidak ada komentar: