BOOMINGKAN CUT-ART TANPA KEMBARAN
MAKASSAR. Sebagai salah satu kota penggiat modifikasi di Sulawesi, Makassar punya segudang modifikator wahid. Namun, karya-karyanya jarang terekspos, apalagi dengan minimnya event showbike.Meski begitu, modifikator di sana tak patah semangat. Sadian Kurniawan, pria asli Jogja yang sudah hijrah cukup lama ke Makassar justru kian memboomingkan trend baru, dari modifikasi, airbrush hingga cuting sticker. "Kita ingin membawa nama modif Makassar, makanya sering-sering ikut kontes nasional," ungkapnya.
Mendukung spirit modifnya, Sadian mendirikan gerai cutting bernama Rumah Sticker. Sentra modif ini pun berkolaborasi dengan gerai modif lain, termasuk DC2 Modified dan Studio 55 Airbrush, yang juga milik sejawat.
Khusus cut-art, Sadian berusaha membuat satu motor dengan tema yang berbeda, jadi tidak ada kembaran. Tak hanya itu, desain dan trend baru seperti pop-art juga dikembangkan.
Meskipupn berbekal otodidak, Sadian berusaha mengakomodasi beragam konsumen, dengan beragam opsi tema dan bahan.
"Untuk bahannya sih bermacam-macam, tapi paling diminati kaya oracle, desifix, soklet hingga prefix," tukasnya. "Dengan bantuan komputer, keinginan konsumen bisa didiskusikan agar hasilnya memuaskan, karena cuting itu bekalnya hanya skill, " cuapnya lagi.
Soal ongkos bikin, dia pun tak mematok harga selangit, bahkan disesuaikan dengan kantong modilover. Namun, untuk pengerjaan full dengan bahan tertentu di kisaran 250 ribu hingga 350 ribuan. Sedangkan untuk mobil, diplot di kisaran 2 jutaan full. | punk
SUMBER : OTOTREND
Tidak ada komentar:
Posting Komentar